Senin, 01 Agustus 2011

Sampah ****mie Di Mekkah


       Berikut ini adalah sebuah pengalaman seorang TKI yang bermukim di Mekkah, tentang kesan kesannya terhadap suatu produk mie instan asli buatan Indonesia yang sampahnya telah ikut mengotori kota Mekkah. Didalam blog nya beliau kecewa terhadap ****mie (maaf kami samarkan), karena meski telah menembus pasar internasional. Tapi produk ****mie tersebut malah meninggalkan sampah plastik yang mengotori kota Mekkah tempat ia bekerja. Berikut artikel asli yang telah kami samarkan isinya, yang ada didalam blog tersebut :

         Setelah sempat didepak dari Taiwan dengan alasan mie instan produksi Indonesia tersebut berbahaya, bahan pengawet dalam mie dan bumbunya tersebut dianggap bisa merusak kesehatan, ****mie akhirnya kembali dirangkul, ****mie dinyatakan sudah memenuhi standar kesehatan Taiwan dan diperbolehkan kembali beredar dipasaran.
Sementara di Saudi Arabia, ****mie, mie instan asal Indonesia tersebut yang merupakan salah satu produksi andalan PT ****food tidak pernah ada masalah, baik yang masih didatangkan langsung dari Indonesia terlebih tentunya ****mie yang sudah diproduksi di Saudi.
****mie sudah sangat dikenal di saudi Arabia, hampir sebagian besar masarakat Saudi dari anak-anak sampai orang dewasa dan juga para pekerja asing dari Bangladesh dan Pakistan serta Pilipina kenal baik dengan mie instan produk Indonesia tersebut, selain praktis mengolahnya murah harganya rasanya kena dilidah, apalagi kini sebagian besar ****mie yang beredar di Saudi sudah diproduksi di Saudi, terlebih di Makkah dan Madinah, selain banyak tenaga kerja asal Indonesi, Mekkah dan Madinah merupakan kota ziarah Umrah dan Hajji, dimana jamaah Hajji Indonesia merupakan jamaah terbanyak lebih dari jamaah haji dari Negara lain.
Iklan ****mie begitu gencar ditayangkan di layar kaca, ****mie tidak hanya dijual di toko-toko Indonesia saja, bahkan bisa kita temukan juga pada hampir semua super market besar dan toko-toko kecil di seluruh pelosok kampung saudi Arabia, tidak terkacauali di Mekkah dan Madinah.

      Sebagai seorang TKI yang mukim di Mekkah, ada rasa bangga dengan sangat dikenalnya mie instan asal Indonesia tersebut di saudi Arabia, dan tentunya ini juga merupakan tambahan pemasukan devisa yang tidak sedikit untuk Indonesia. Namun demikian ada juga perasaan gundah, karena dengan semakin banyaknya  dikonsumsi di Saudi, karton serta plastik bekas kemasan mie Instan tersebut sudah turut menyumbang cukup banyak sampah, terutama kemasan plastik tersebut. Padahal kita tahu plastik membutuhkan waktu sangat lama, bisa ratusan tahun utuk bisa terurai dalam tanah, ini tentu sangat merugikan, merusak lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan.
Sementara negara-negara maju di dunia sudah lama mencanangkan program pelestarian lingkungan untuk menanggulangi masalah perubahan iklim. Salah satu diantaranya adalah penggunaan kemasan plastik tersebut. Mereka telah dengan sadar meninggalkan penggunan plastik yang tidak ramah lingungan menggati dengan plastik ramah lingkungan, walau mungkin karena belum banyak dipakai harganya masih sedikit lebih mahal dari plastik konvensional.


      Plastik ramah lingkungan yang dikenal sebagai biobag tersebut, tidak membutuhkan waktu lama untuk bisa bisa terurai. PT ****food sebagi perusahaan raksasa yang banyak menggunakan kemasan plastik untuk hasil produksinya paling banyak mie instan merek ****mie tersebut, kita harapkan mau mempelopori menggunakan kemasan dengan plastik ramah lingkungan tersebut, baik yang dieksport dan tentu saja juga hasil produksinya yang beredar di Indonesia, dengan tidak membebani konsumen tentunya.


Sampah bungkus mie instan dipelosok kampung Mekkah



       Nah itu pengalaman dari beliau, maka dari itu kita harus belajar dari pengalaman beliau. Tidak mau kan lingkungan kita apalagi sampai kota suci Mekkah terkotori akibat dari sampah plastik bungkus mie instan? Maka dari itu, mari bergabung dengan kami, mari belajar mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik bekas bungkus mie yang telah kita konsumsi selama ini....... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar